Kamis, 19 Agustus 2010

Puisi

Rupanya Ucok menemukan sebuah tulisan lagi dibalik puisi yang telah diabacakannya tadi. "Woy, ada lagi puisinya. Kubacakan lagi Ya!" teriak Ucok. Tanpa menunggu jawaban dari temannya, Ucok langsung membacakan puisi itu. 

GERUNGAN
21-3-10

                                                                       Reijefki Simbolon

Biarlah biru menjulang dan merengkuh
Bahkan awang-awang akan berteriak lalu berhenti berkata-kata
Semua hanya bisu dan berdarah geram
Tak tahu ku kenapa pualam terus terkikis

Asal
Asal noda tak membekat terjerumus terlalu dalam
Asal noda tak menggeliat dan menerawang
Walau rasa tak membekat meraih
Tetap kurasa dan tetap menusuk



Wahai biru yang keras
Entah kapan bekat itu hilang kemarin
Aku yakin timba ini terus merongrong
Timba ini akan selalu indah bersama biru
Indah dan lalu mengarungi retak-retak
Sumur ini.

Calon petualang lainnya menggaruk-garuk kepala mereka. Apakah kepal mereka gatal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar