Kamis, 19 Agustus 2010

Puisi

Ucok yang sedang asyik memilih bajunya untuk dibawa bertualang, tiba-tiba menemukan secarik kertas lusuh. Dengan lagak arogan dan senyum jenakanya, Ucok langsung berdiri di tengah para calon petualang lainnya. Dengan suara agak lantang, Ucok membacakan puisi itu

TERUSLAH
25-1-10
Reijefki Simbolon
Biarlah burung biru merajuk berlari
Ketika berkeping-keping
Dan aku pening kusujud hening
Ada apa Bapa?
Tanyaku menggunting bahari
Ada satu, ada dua, ada banyak


Pintaku tuk remas daya mu
Ada yakin aku bersimbah
Tak tau burung tlah menyembah
Tataplah karma bahari
Sahabat pualam
Kembali dan mengendaplah
Dia pasti tak mencuci tangan
Yakin,
Teruslah...
Buanglah meski ada yang berbisik
Biar langkahku, berlari terus,
Hingga entah kapan puncak usai
Menimbalah, jangan tunggu camar berlari
Jangan buang sumur tali seberang
Taat yakin, bunyi harap
Terus berderap hingga tiarap
Hanya camar yang bilang teruslah.....

Para calon petualang lainnya langsung berpandangan satu sama lain. Mungkin mereka masih belum ngerti maksud puisi yang dibacakan Ucok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar